Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar

Tugas Bab 1 & Bab 2
Bab 1
1. Pengertian, Tujuan, ISD dan IPS
1.1       Pengertian Ilmu Sosial Dasar
            Ilmu Sosial Dasar merupakan pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (faktor, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geogrfi sosial, sosiologi, antropologi dan psykologi sosial.
            Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

1.2       Tujuan Ilmu Sosial Dasar
            Ilmu Sosial Dasar membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan secara timbal balik.
Sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum, Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar:
a. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
b. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
c. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajerinya) secara kritis-interdisipliner.
d. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

1.3       3 Kelompok Ilmu Pengetahuan
            Kelompok Ilmu Pengetahuan pada dasar pengelompokan ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu adalah Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Budaya atau yang lebih umum disebut adalah Ilmu Pengetahuan Humaniora.
Penjelasan Ilmu Pengetahuan Alam (fisika, kimia, astronomi, biologi) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun, sedangkan dari sisi Ilmu Alamiah Dasar adalah mempelajari tentang metode - metode ilmu kealaman dalam menjelaskan gejala-gejala alam secara lebih filosofis.
Penjelasan Ilmu Pengetahuan Sosial (sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Sedangkan Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori-teori seperti fakta, konsep, teori yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah.
Penjelasan  Ilmu Pengetahuan Budaya (bahasa, agama, kesusastraan, kesenian) adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini seperti Teologi, Filsafat, Hukum, Sejarah, Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik (Kajian bahasa), Kesusastraan, Kesenian, Psikologi. Sedangkan Ilmu Budaya Dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan pola yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam manusia.




2. ISD dan IPS
2.1       Perbedaan ISD dan IPS
                Perbadaan Ilmu Sosial Dasar (ISD) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu:
a. Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasardan sekolah lanjutan.
b. Ilmu Sosial Dasar merupakan mata kuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan lain-lain).
c. Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.

2.2       Persamaan ISD dan IPS
            Persamaan Ilmu Sosial Dasar (ISD) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu:
a. Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan atau pengajaran.
b. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
c. Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.

3. Ruang Lingkup ISD
3.1       Ruang Lingkup ISD
            Materi Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga dengan demikian bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
1.         Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
            Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya.
2.         Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
            Sebagai contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya konsep “Keanekaragaman” dan “Kesatuan Sosial”. Bertolak dari kedua konsep tersebut, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa di masyarakat selalu terdapat:
            a.         Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara            individual atau kelompok.
            b.         Persamaan dan perbedaan kepentingan.
                        Persamaan dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerja sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
3.         Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
            Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 pokok bahasan, yaitu:
            1.         Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan         masyarakat dan kebudayaan.
            2.         Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
            3.         Masalah pemuda dan sosialisasi.
            4.         Masalah hubungan antara warga negara dan negara.
            5.         Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
            6.         Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
            7.         Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi.
            8.         Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan           kesejahteraan masyarakat.

Bab 2
1. Pertumbuhan Penduduk
1.1       Pertumbuhan Penduduk
            Perkembangan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Misalkan dengan bertambah penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas, maka akan menimbulkan masalah-masalah, contohnya angka pengangguran akan bertambah tinggi, semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung sehingga timbul sebuah kejahatan atau kriminalitas lain dalam hal tersebut.
            Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahuun 2006 adalah sebagai berikut :
Tahun
Jumlah penduduk
Perkembangan pertahun
1830
1 milyard
-
1930
2 milyard
1%
1960
3 milyard
1,7%
1975
4 milyard
2,2%
1987
5 milyard
2%
1996
6 milyard
2%
2006
7 milyard
2%
1.2       Penggandaan Penduduk
            Jika dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk semakin cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population) jangka waktunya pun makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut :
Tahun penggandaan
Perkiraan penduduk dunia
Waktu
800 SM
5 juta
-
1650 tahun
500 juta
1500
1830 tahun
1 milyard
180
1930 tahun
2 milyard
100
1975 tahun
4 milyard
45

1.3       Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi
            Pertumbuhan Penduduk
            Pertumbuhan penduduk di dunia ini makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan begitu, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1.         Kelahiran (Fertilitas)
            Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
a.         Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
- Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
- Tingkat fertilitas umum adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
- Tingkat fertilitas menurut umur adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
- Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.

b.         Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukurannya adalah:
- Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
- Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
           
            2.         Kematian (mortalitas)
            Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun.

            3.         Perpindahan (migrasi)
            Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau kerana over populasi.

1.4       Rumus Tingkat Kematian Kasar
            Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, disuatu wilayah tertentu. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
Rumus: CDR = D/P x K
Dimana:
CDR    =          Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D         =          Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P          =          Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K         =          Bilangan konstan 1000

1.5       Rumus Tingkat Kematian Khusus
            Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Rumus: ASDRx = Dx/Px x 1000
Dimana: :
ASDRx           =          Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx                   =          Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px                    =          Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000                =          Konstanta (k)

1.6       Angka Kelahiran Penduduk Indonesia
            Angka kelahiran merupakan suatu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan kependudukan di suatu negara ditambah dengan tekhnologi yang semakin canggih sehingga kelahiran seorang anak bisa dipercepat, apabila semua ini terjadi terus menerus maka tidak dipungkiri bila kepadatan penduduk akan terjadi di seluruh di dunia.
            Jumlah kelahiran setiap tahun masih besar meskipun tingkat fertilitas sudah menurun, kalau jumlah ibunya besar, sebagai akibat tingkat kelahiran yang tinggi dimasa lalu serta perbaikan kesehatan, maka jumlah bayi yang lahir setelah tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya. Tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Di kabupaten atau kota yang masih mempunyai tingkat fertilitas tinggi atau yang KB-nya kurang berhasil, jumlah bayi yang lahir tiap tahunnya akan lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang program KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas. Kabupaten atau kota yang masih mempunyai jumlah kelahiran yang besar akan menghadapi konsekuensi pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar atas kelahiran bayi-bayi ini, saat ini dan seterusnya sampai bayi-bayi ini mendapatkan perkejaan dan menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus. Pengetahuan tentang fertilitas atau kelahiran dan KB serta indikator-indikatornya sangat berguna bagi para penentu kebijakan dan perencana program untuk merencanakan pembangunan sosial terutama kesejahteraan ibu dan anak.
            Berikut angka kelahiran untuk beberapa negara sebagai berikut:
                        Thailand 234,8
                        Brunei Darussalam 234,4
                        Jepang 62,2
                        Swedia 61,1

1.7       Pengertian Migrasi
            Migrasi penduduk adalah gerak perpindahan penduduk secara horizontal untuk pindah tempat tinggal melintasi batas administrasi.

1.8       Jenis-jenis Migrasi
1.         Migrasi internasional (migrasi antarnegara)
            Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu Negara dengan tujuan menetap.
- Emigrasi, yaitu berpindahnya penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap.
- Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu Negara ke Negara asalnya.

2.         Migrasi internal (migrasi nasional)
            Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang masih berada dalam lingkup satu wilayah Negara. Perpindahan yang merupakan migrasi internal antara lain sebagai berikut.
- Urbanisasi, yaitu prepindahan dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Berikut faktor-faktor penyebab urbanisasi.
            a. Transmigrasi
            Transmigrasi adalah perpindahan penduduk, yang diprakarsai dan diselenggarakan pemerintah, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang belum padat penduduknya.
Macam-macam transmigrasi :
            1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi.
            2. Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan penduduk atas biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri.
            3. Transmigrasi sektoral,yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antar pemerintah daerah asal transmigran dengan pemerintah daerah yang dituju.
            4. Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi dalam rangka pembangunan proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa dan transmigrasi pramuka.
            5. Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan pemerintah).

Jenis-jenis migrasi lainnya yaitu:
* Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau keamanan
* Weekend, yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat berudara sejuk.
* Forensen, yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota, sehingga setiap hari menglaju (pergi dan pulang).
* Turisme, yaitu orang-orangyang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah/Negara yang dituju.
* Reuralisasi, yaitu kembalinya pelaku urbanisasi ke daerah pedesaan.

3.         Pola Perpindahan (Mobilitas) Penduduk Suatu Daerah
            Pola perpindahan (Mobilitas) penduduk dibedakan menjadi empat mecam sebagai berikut.
- Pola perpindahan harian, yaitu perpindahan penduduk setiap hari dari desa ke kota untuk mencari makan. Setiap hari melakukan perjalanan pergi pulang/nglaju (pergi pada pagi hari dan pulang pada sore hari).
- Pola perpindahan musiman, yaitu perpindahan tempat tinggal penduduk yang dilakukan pada musim-musim tertentu. Contoh : perpindahan penduduk dari kaki pegunungan Himalaya, bila musim dingin turun ke daerah lembah, sedangkan saat musim panas mereka akan kembali ke daerah semula.
- Pola perpindahan menetap, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan menetap sekurang-kurangnya enam bulan lamanya.
- Pola perpindahan tidak menetap, yaitu perpindahan penduduk dalam jangka waktu pendek, tidak begitu teratur waktunya, dan hanya berdasarkan kebutuhan, contoh : salesman atau pedagang keliling yang melakukan promosi produk dari suatu perusahaan.

1.9       Proses Migrasi
            Langkah-langkah seseorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau kawasan lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu faktor-faktor sebagai berikut:
- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan
            Dengan mengetahui faktor-faktor diatas setidaknya terhindar dari akibat negatif. Disamping itu mereka juga memikirkan berbagai rintangan yang mungkin dihadapi selama proses migrasi.

1.10     Akibat Migrasi
            1.         Urbanisasi, walaupun urutannya kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Akibatnya pertumbuhan penduduk di kota semakin pesat.
            2.         Migrasi Interregional, di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Contohnya DKI Jakarta sebagai akibat dari migrasi interregional.
            3.         Migrasi antarnegara di Indonesia sangat kecil dari hasil sensus penduduk tahun 1971 sampai 1980. Migrasi masuknya hanya ada 0,61% dan yang keluar sebesar 0,57% pertahun.

1.11     Struktur Penduduk terdiri dari 3 jenis, yaitu :
            1.         Piramida Penduduk Muda: Bentuk piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya: India, Brazil dan Indonesia.
            2.         Piramida Stationer (sedang): Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematiannya rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara yang maju. Misalnya: Swedia, Belanda dan Skandinavia.
            3.         Piramida Penduduk Tua: Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.

1.12     Bentuk-Bentuk Piramida
            Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua (konstruktif).
            1.         Piramida Penduduk Muda (Expansive). 
            Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India

            2.         Piramida Penduduk Stasioner (Sedang).
            Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.


            3.         Piramida Penduduk Tua (Constructive).
            Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.

1.13     Pengertian Rasio Ketergantungan
            Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

2. Kebudayaan dan Kepribadian
2.1       Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
            a.         Zaman batu Tua
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam. Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka lalu menyebar ke Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, Sulawesi dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan menggunakan rotan. Sebagai tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut tersebar pula Bahasa Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari bangsa-bangsa di sekitar Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya muncul bahasa melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi bahasa Indonesia.
            b.         Zaman batu muda
Ciri – cirri zaman batu muda :
  1. mulai menetap dan membuat rumah
  2. membentuk kelompok masyarakat desa
  3. bertani
  4. berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
      Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari bijih besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
      Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
      Hal yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya dan penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya.

2.2       Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
            a.         Kebudayaan Hindu-Budha
            Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme, sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masing-masing menghasilkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya Candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
            b.         Kebudayaan Islam
            Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
            Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.

3. Kebudayaan Barat
3.1       Kebudayaan Barat
            Unsure kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan beerkembang dua lapis social. Lapisan sosial kaum buruh dan lapisan sosial kaum pegawai.
            Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan barat mulai di berlakukan di sekolah-sekolah, sehingga menjadi syarat utama mencapai kenaikan kelas.
            Akhirnya masih disebut sebagai pengaruh budaya barat yang masuk kedalam Indonesia, ialah agama katholik dan agama Kristen Protestan. Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum pernah mengalami pengaruh agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi watak kepribadian orang timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan kebudayaan yang baru dengan kebudayaan lama.
            Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul  sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan kearah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
            Namun itu belum sepenuhnya diterima merata sebagai pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan ciri otonominya, juga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.
            Dalam keadaan rawan seperti ini sesungguhnya sangat manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanisme baru yang tumbuh menjadi hasrat umum zaman mutakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penulisan 3

representasi pengetahuan

Kemampuan Beradaptasi