Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar
Tugas Bab 1 & Bab 2
Bab 1
1. Pengertian, Tujuan, ISD dan IPS
1.1 Pengertian
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar merupakan
pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan
oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (faktor,
konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam
lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geogrfi sosial, sosiologi,
antropologi dan psykologi sosial.
Ilmu
Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan
umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan
penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga
kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
1.2 Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Ilmu
Sosial Dasar membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa
agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan
dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia
dalam menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku
manusia-manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan secara timbal balik.
Sebagai salah
satu Mata Kuliah Dasar Umum, Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan
mahasiswa agar:
a.
Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah
sosial yang ada dalam masyarakat.
b.
Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam
usaha-usaha menanggulanginya.
c.
Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu
bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajerinya) secara
kritis-interdisipliner.
d.
Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat
berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat.
1.3 3
Kelompok Ilmu Pengetahuan
Kelompok Ilmu Pengetahuan pada dasar
pengelompokan ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu adalah
Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Budaya
atau yang lebih umum disebut adalah Ilmu Pengetahuan Humaniora.
Penjelasan Ilmu Pengetahuan Alam
(fisika, kimia, astronomi, biologi) adalah istilah yang digunakan yang merujuk
pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum
yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun, sedangkan dari sisi Ilmu
Alamiah Dasar adalah mempelajari tentang metode - metode ilmu kealaman dalam
menjelaskan gejala-gejala alam secara lebih filosofis.
Penjelasan Ilmu Pengetahuan Sosial
(sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi) adalah sekelompok disiplin akademis
yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan
sosialnya. Sedangkan Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah
masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh
masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori-teori seperti fakta, konsep,
teori yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan
ilmu-ilmu sosial seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu
Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah.
Penjelasan Ilmu Pengetahuan
Budaya (bahasa, agama, kesusastraan, kesenian) adalah ilmu-ilmu pengetahuan
yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat
manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini seperti
Teologi, Filsafat, Hukum, Sejarah, Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik
(Kajian bahasa), Kesusastraan, Kesenian, Psikologi. Sedangkan Ilmu Budaya Dasar
adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan pola yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dalam manusia.
2. ISD dan IPS
2.1 Perbedaan ISD dan IPS
Perbadaan
Ilmu Sosial Dasar (ISD) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu:
a.
Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan Ilmu Pengetahuan
Sosial diberikan di Sekolah Dasardan sekolah lanjutan.
b.
Ilmu Sosial Dasar merupakan mata kuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, dan lain-lain).
c.
Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedangkan
Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan
keterampilan intelektual.
2.2 Persamaan ISD dan IPS
Persamaan Ilmu Sosial Dasar (ISD)
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu:
a.
Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan atau
pengajaran.
b.
Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
c.
Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah
sosial.
3. Ruang Lingkup ISD
3.1 Ruang
Lingkup ISD
Materi Ilmu Sosial Dasar terdiri
atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial,
hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan
sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga dengan demikian
bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
1. Kenyataan-kenyataan
sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah
sosial tertentu.
Kenyataan-kenyataan
sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial,
karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya.
2. Konsep-konsep
sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi
pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah
sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sebagai
contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya konsep “Keanekaragaman” dan
“Kesatuan Sosial”. Bertolak dari kedua konsep tersebut, maka dapat kita pahami
dan sadari bahwa di masyarakat selalu terdapat:
a. Persamaan dan perbedaan pola pemikiran
dan pola tingkah laku baik secara individual
atau kelompok.
b. Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Persamaan
dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerja
sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
3. Masalah-masalah
sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
Konsorsium
Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan Ilmu Sosial Dasar terdiri dari
8 pokok bahasan, yaitu:
1. Berbagai masalah kependudukan dalam
hubungannya dengan perkembangan masyarakat
dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan
masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan antara warga negara
dan negara.
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan
derajat.
6. Masalah masyarakat perkotaan dan
masyarakat pedesaan.
7. Masalah pertentangan-pertentangan
sosial dan integrasi.
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.
Bab
2
1.
Pertumbuhan Penduduk
1.1 Pertumbuhan
Penduduk
Perkembangan penduduk merupakan salah satu faktor yang
penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya.
Misalkan dengan bertambah penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan
fasilitas, maka akan menimbulkan masalah-masalah, contohnya angka pengangguran
akan bertambah tinggi, semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia
sekolah yang tidak tertampung sehingga timbul sebuah kejahatan atau
kriminalitas lain dalam hal tersebut.
Adapun perkembangan jumlah penduduk
dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahuun 2006 adalah
sebagai berikut :
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
1.2 Penggandaan Penduduk
Jika dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk semakin
cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population) jangka
waktunya pun makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut
dapat dilihat pada table berikut :
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
1.3 Faktor-Faktor
Demografi yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk di dunia ini makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.
Dengan begitu, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih
kompleks.
Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran
adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan
hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata
dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran
fertilitas:
a. Pengukuran
fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran
fertilitas tahunan adalah:
- Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
- Tingkat fertilitas umum adalah jumlah kelahiran
hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun
tertentu.
- Tingkat fertilitas menurut umur adalah perhitungan
tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
- Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk
adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada
umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran
fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan
oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukurannya adalah:
- Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran
hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir
masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak
berubah pada priode waktu tertentu.
- Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran
bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan
tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian
(mortalitas)
Kematian
adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu
populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per-
1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada
populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun.
3. Perpindahan
(migrasi)
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari sumber cadangan
makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena
datangnya musim dingin atau kerana over populasi.
1.4 Rumus
Tingkat Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, disuatu wilayah tertentu. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, disuatu wilayah tertentu. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
Rumus: CDR = D/P x K
Dimana:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
1.5 Rumus
Tingkat Kematian Khusus
Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Rumus: ASDRx = Dx/Px x 1000
Dimana: :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
1.6 Angka Kelahiran Penduduk Indonesia
Angka kelahiran merupakan suatu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan kependudukan di suatu negara ditambah dengan tekhnologi yang semakin canggih sehingga kelahiran seorang anak bisa dipercepat, apabila semua ini terjadi terus menerus maka tidak dipungkiri bila kepadatan penduduk akan terjadi di seluruh di dunia.
Angka kelahiran merupakan suatu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan kependudukan di suatu negara ditambah dengan tekhnologi yang semakin canggih sehingga kelahiran seorang anak bisa dipercepat, apabila semua ini terjadi terus menerus maka tidak dipungkiri bila kepadatan penduduk akan terjadi di seluruh di dunia.
Jumlah
kelahiran setiap tahun masih besar meskipun tingkat fertilitas sudah menurun,
kalau jumlah ibunya besar, sebagai akibat tingkat kelahiran yang tinggi dimasa
lalu serta perbaikan kesehatan, maka jumlah bayi yang lahir setelah tahun 2000
masih tetap banyak jumlahnya. Tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia
mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Di kabupaten atau kota yang masih mempunyai
tingkat fertilitas tinggi atau yang KB-nya kurang berhasil, jumlah bayi yang
lahir tiap tahunnya akan lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten atau kota
yang program KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas. Kabupaten atau kota
yang masih mempunyai jumlah kelahiran yang besar akan menghadapi konsekuensi
pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar atas kelahiran bayi-bayi ini, saat ini dan
seterusnya sampai bayi-bayi ini mendapatkan perkejaan dan menjadi ibu yang
melahirkan generasi penerus. Pengetahuan tentang fertilitas atau kelahiran dan
KB serta indikator-indikatornya sangat berguna bagi para penentu kebijakan dan
perencana program untuk merencanakan pembangunan sosial terutama kesejahteraan
ibu dan anak.
Berikut
angka kelahiran untuk beberapa negara sebagai berikut:
Thailand
234,8
Brunei
Darussalam 234,4
Jepang
62,2
Swedia
61,1
1.7 Pengertian Migrasi
Migrasi
penduduk adalah gerak perpindahan penduduk secara horizontal untuk pindah tempat
tinggal melintasi batas administrasi.
1.8 Jenis-jenis Migrasi
1. Migrasi internasional (migrasi antarnegara)
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu Negara dengan tujuan menetap.
- Emigrasi, yaitu berpindahnya penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap.
- Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu Negara ke Negara asalnya.
1. Migrasi internasional (migrasi antarnegara)
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu Negara dengan tujuan menetap.
- Emigrasi, yaitu berpindahnya penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap.
- Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu Negara ke Negara asalnya.
2. Migrasi internal (migrasi nasional)
Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang masih berada dalam lingkup satu wilayah Negara. Perpindahan yang merupakan migrasi internal antara lain sebagai berikut.
- Urbanisasi, yaitu prepindahan dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Berikut faktor-faktor penyebab urbanisasi.
Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang masih berada dalam lingkup satu wilayah Negara. Perpindahan yang merupakan migrasi internal antara lain sebagai berikut.
- Urbanisasi, yaitu prepindahan dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Berikut faktor-faktor penyebab urbanisasi.
a. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk, yang diprakarsai dan diselenggarakan pemerintah, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang belum padat penduduknya.
Macam-macam transmigrasi :
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi.
2. Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan penduduk atas biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri.
3. Transmigrasi sektoral,yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antar pemerintah daerah asal transmigran dengan pemerintah daerah yang dituju.
4. Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi dalam rangka pembangunan proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa dan transmigrasi pramuka.
5. Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan pemerintah).
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk, yang diprakarsai dan diselenggarakan pemerintah, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang belum padat penduduknya.
Macam-macam transmigrasi :
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi.
2. Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan penduduk atas biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri.
3. Transmigrasi sektoral,yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antar pemerintah daerah asal transmigran dengan pemerintah daerah yang dituju.
4. Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi dalam rangka pembangunan proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa dan transmigrasi pramuka.
5. Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan pemerintah).
Jenis-jenis migrasi lainnya yaitu:
* Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau keamanan
* Weekend, yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat berudara sejuk.
* Forensen, yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota, sehingga setiap hari menglaju (pergi dan pulang).
* Turisme, yaitu orang-orangyang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah/Negara yang dituju.
* Reuralisasi, yaitu kembalinya pelaku urbanisasi ke daerah pedesaan.
* Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau keamanan
* Weekend, yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat berudara sejuk.
* Forensen, yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota, sehingga setiap hari menglaju (pergi dan pulang).
* Turisme, yaitu orang-orangyang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah/Negara yang dituju.
* Reuralisasi, yaitu kembalinya pelaku urbanisasi ke daerah pedesaan.
3. Pola Perpindahan (Mobilitas) Penduduk
Suatu Daerah
Pola perpindahan (Mobilitas) penduduk dibedakan menjadi empat mecam sebagai berikut.
- Pola perpindahan harian, yaitu perpindahan penduduk setiap hari dari desa ke kota untuk mencari makan. Setiap hari melakukan perjalanan pergi pulang/nglaju (pergi pada pagi hari dan pulang pada sore hari).
- Pola perpindahan musiman, yaitu perpindahan tempat tinggal penduduk yang dilakukan pada musim-musim tertentu. Contoh : perpindahan penduduk dari kaki pegunungan Himalaya, bila musim dingin turun ke daerah lembah, sedangkan saat musim panas mereka akan kembali ke daerah semula.
- Pola perpindahan menetap, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan menetap sekurang-kurangnya enam bulan lamanya.
- Pola perpindahan tidak menetap, yaitu perpindahan penduduk dalam jangka waktu pendek, tidak begitu teratur waktunya, dan hanya berdasarkan kebutuhan, contoh : salesman atau pedagang keliling yang melakukan promosi produk dari suatu perusahaan.
Pola perpindahan (Mobilitas) penduduk dibedakan menjadi empat mecam sebagai berikut.
- Pola perpindahan harian, yaitu perpindahan penduduk setiap hari dari desa ke kota untuk mencari makan. Setiap hari melakukan perjalanan pergi pulang/nglaju (pergi pada pagi hari dan pulang pada sore hari).
- Pola perpindahan musiman, yaitu perpindahan tempat tinggal penduduk yang dilakukan pada musim-musim tertentu. Contoh : perpindahan penduduk dari kaki pegunungan Himalaya, bila musim dingin turun ke daerah lembah, sedangkan saat musim panas mereka akan kembali ke daerah semula.
- Pola perpindahan menetap, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan menetap sekurang-kurangnya enam bulan lamanya.
- Pola perpindahan tidak menetap, yaitu perpindahan penduduk dalam jangka waktu pendek, tidak begitu teratur waktunya, dan hanya berdasarkan kebutuhan, contoh : salesman atau pedagang keliling yang melakukan promosi produk dari suatu perusahaan.
1.9 Proses Migrasi
Langkah-langkah
seseorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau
kawasan lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu faktor-faktor
sebagai berikut:
- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan
Dengan
mengetahui faktor-faktor diatas setidaknya terhindar dari akibat negatif.
Disamping itu mereka juga memikirkan berbagai rintangan yang mungkin dihadapi
selama proses migrasi.
1.10 Akibat Migrasi
1. Urbanisasi,
walaupun urutannya kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk
secara keseluruhan. Akibatnya pertumbuhan penduduk di kota semakin pesat.
2. Migrasi
Interregional, di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur
produktif dan kreatifitas tinggi. Contohnya DKI Jakarta sebagai akibat dari
migrasi interregional.
3. Migrasi
antarnegara di Indonesia sangat kecil dari hasil sensus penduduk tahun 1971
sampai 1980. Migrasi masuknya hanya ada 0,61% dan yang keluar sebesar 0,57%
pertahun.
1.11 Struktur
Penduduk terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda: Bentuk piramida
ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya
kita lihat pada negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya: India, Brazil
dan Indonesia.
2. Piramida Stationer (sedang): Bentuk
piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat
kematiannya rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk
yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara yang maju. Misalnya: Swedia,
Belanda dan Skandinavia.
3. Piramida Penduduk Tua: Bentuk
piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang
sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran
jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bisa kekurangan penduduk. Negara
yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan
Perancis.
1.12 Bentuk-Bentuk
Piramida
Jenis-jenis
piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda
(ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua
(konstruktif).
1. Piramida Penduduk Muda
(Expansive).
Suatu wilayah yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini
mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian
besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara
yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India
2. Piramida Penduduk Stasioner (Sedang).
Suatu
wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah
(seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive).
Suatu wilayah memiliki angka
kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida
ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding
kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya
Amerika Serikat.
1.13 Pengertian Rasio Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun,
ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia
yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio
ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau
negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase rasio
ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi.
2. Kebudayaan dan Kepribadian
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan
di Indonesia
a. Zaman
batu Tua
Alat-alat batu
pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam. Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah
Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam
ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para
ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum
berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan,
menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung
Malaka lalu menyebar ke Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai
ke Flores, Sulawesi dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak
tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan
menggunakan rotan. Sebagai tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut
tersebar pula Bahasa Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari
bangsa-bangsa di sekitar Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya
muncul bahasa melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi
bahasa Indonesia.
b. Zaman
batu muda
Ciri – cirri zaman batu muda :
- mulai menetap dan membuat rumah
- membentuk kelompok masyarakat desa
- bertani
- berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Manusia pada zaman batu muda telah
mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari bijih besi
dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka
mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat
alat-alat lain yang mereka perlukan.
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk
dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan
menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata
tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Hal yang patut dicatat tentang permulaan
zaman logam ini adalah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum memasuki
zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya dan penting bagi
perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya.
2.2 Kebudayaan Hindu, Budha, dan
Islam
a. Kebudayaan Hindu-Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu
mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha
masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan
berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme, sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai.
Baik penganut hinduisme maupun budhisme masing-masing menghasilkan karya-karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
Candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
b. Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah
dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa.
Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad
ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena
masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim
Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
3. Kebudayaan Barat
3.1 Kebudayaan
Barat
Unsure kebudayaan yang juga memberi
warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika
penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan
kekuasaan perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda.
Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan beerkembang dua
lapis social. Lapisan sosial kaum buruh dan lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam lapisan sosial kedua inilah
pendidikan barat mulai di berlakukan di sekolah-sekolah, sehingga menjadi
syarat utama mencapai kenaikan kelas.
Akhirnya masih disebut sebagai
pengaruh budaya barat yang masuk kedalam Indonesia, ialah agama katholik dan
agama Kristen Protestan. Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum
pernah mengalami pengaruh agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi
watak kepribadian orang timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang
datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi
disesuaikan kebudayaan yang baru dengan kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu, penjelasan
UUD 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia
seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, dalam
penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan kearah mana kebudayaan itu diarahkan,
yaitu menuju kearah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak
bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia.
Namun itu belum sepenuhnya diterima
merata sebagai pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern
sekarang yang berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan ciri
otonominya, juga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.
Dalam keadaan rawan seperti ini sesungguhnya sangat
manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah
Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas, sesungguhnya
sejalan dengan rumusan humanisme baru yang tumbuh menjadi hasrat umum zaman
mutakhir.
Komentar
Posting Komentar